sakura

Sunday, March 17, 2013

Drama "Rahasia Dibalik Surat Kakak"

Malam yang sungguh indah. Banyak bintang bertaburan di langit, angin yang segar, langit
yang indah sungguh melengkapi malam itu. Berkumpulah sepasang saudara yang ditemani oleh
seorang tantenya. Tapi ada yang terasa hilang, sungguh sangat terasa. Yaitu kedua orang tua, yang tak
berada disisi sepasang saudara tersebut. Mereka terlalu sibuk dengan ego mereka, mereka tak pernah
memperhatikan sepasang saudara tersebut. Mereka selalu bertengkar setiap hari, entah apa yang
mereka pertengkarkan. Kedua orang tuanya pun jarang pulang kerumahnya.

Dee : Andai ajaa disini ada mama, sama papa pasti terasa sangat begitu indah. (menampakkan
wajah sedihnya)

Div : Iya juga sih. Tapi, mereka sangat sibuk banget.

Reva : Kalian itu yah, mama sama papa kalian itu juga lagi usaha untuk kehidupan kalian. Untuk
membahagiakan hidup kalian tau. Bukan untuk apa-apa.

Dee : Tapi? Kenapa mereka tidak menyempatkan diri untuk tinggal sejenak, berbincang dengan
kita berdua?

Div : iya tan, kalau seperti itu mereka terkesan sangat tidak menginginkan kita berdua ada di
dunia ini.

Reva : Shuut… jangan ngomong begitu, itu gak baik tau. Mending berfikiran positif aja.

Div : Yauda, aku sih selalu ngedukung mereka kok asalkan masih dijalan yang benar.

Reva : Nah. Itu lebih baik.

Dee : Okeh, aku mau tidur sajalah. (sambil bangkit dari kedudukannya)

Reva : Loh? Tumben dee, inii kan baru jam 8.

Div : iya dek, jam segini kamu udah ngantuk?

Dee : iya aku capek, mau tidur aja. byee (meninggalkan tantenya dan kakanya).

Percakapan mereka malam itu pun berakhir, dan pada esok harinya mereka pun berkumpul diruang
tamu. Membicarakan tentang beberapa hal kedepan yang harus dilakukan kakak beradik itu kepada
tantenya.

Reva : Jadi.. apa laporan kalian dihari minggu ini ?

Dee : aku bakalan jalan-jalan bareng sama teman aku.

Div : aku pengen ngerjain tugas bareng Anjel sama Caca.

Reva : Okeh, kamu dee jangan pulang kelamaan batasnya gak lewat dari jam 17.00 dan
maksimal kamu udah ada dirumah jam 16.30

Dee : (Dengan muka cengo) apa? Itu sih sama aja tante.

Reva : pokoknya harus segitu. Kamu Div, kamu mesti hati-hati sama temen kamu yang
anjel.anjel itu, namanya aja yang baik tapi? Blum tentu juga hatinya baik.

Div : Loh? Kok tante gitu sih?

Reva : Gak kenapa-kenapa. Itu namanya Antisipasi (Memasang senyum kepada kedua
keponakannya.)

Dee : tante reva gak asik ahh..

Reva : loh? Kok tante sih? (Dengan muka heran)

Tiba-tiba terdengar suara gemuruh dari arah dapur yang membuat mereka kaget.

(Reva, Dee, Div terkejut akan suara tersebut)

Reva : Astaga, mereka lagi.

Dee : Huh, (Sambil mengibaskan tangan kanannya) palingan bertengkar lagi mereka.

Div : udahlah dee, yuk kita pergi.

Dee dan Div pun bergegas keluar untuk menghindari, pertengkaran dari kedua orang tuanya itu.

Dee : kita mau kemana?

Div : jemput teman aku.

Dee : oh yauda, sekalian jemput zee deh kak.

Mereka pun menjemput teman-temannya, sesampainya dirumah anjel terlihat anjel dan caca yang
sedang berbincang bersama.

Div : Dee, aku keteman dulu yah, atau kamu pengen ikutan?

Dee : ikutan sama kaka? Okelah yuk..

Div : hey jel, hey ca...

Anjel Dan Caca : Hey div.

Div : perkenalkan ini adik aku.. devania.

Dee : hey kak..

Caca : Caca J (menjabat tangan dee)

Dee : (menjabat kembali) dee J (melepasnya)

Anjel : (menjabat tangan dee) Anjel (senyum sinis)

Dee : (menjabat kembali) dee.. (melepasnya, menaikkan sebelah alisnya) oiya kak, aku brangkat
dluan yah ke rumah zee.

Div : oh yauda terserah. Tapi hati-hati yah. Inget pesan tante reva.

Dee : byee.. (melangkah pergi)

Div : ntar pulang sekolah jadikan?

Caca : pasti dong.

Div : okeh sip kalau begitu.

Anjel : em, kita naik mobil aku aja nanti.

Div : Terserah sajalah.

Disisi lain Dee sibuk mencari temannya zee, di taman tempat mereka berjanjian. Devania,
menunggu zee sejam lamanya, namun tdak menemukan zee sama sekali padahal zee tlah mengatakan
bahwa mereka tlah ada di tempat. Beberapa, lama kemudian dee pun memutuskan untuk pulang.

Dee : (berdiri) udahlah pulang aja, zee nya dicariin gak datang-datang.

Zee : (menabrak dee) Eh..eh..maaf.maaf

Dee : (Dengan Wajah Terkejut, dan menahan sakit ) Duh, ahh.. siapa sih? Jalan pake mata dong
ah, jangan pake dengkul.

Zee : Waduh, maaf maaf. Loh? Ternyata loe Dee, huuh akhirnya nemuin lu juga (Menampakkan
wajah lega)

Dee : yee, dari tadi ditungguin juga. kemana aja? Trus, lu kenapa lari.larian?

Zee : Abis kabur darii kejaran anjing.

Dee : Ha? Hahah… sabar yah zee, biar makin gede lu nya abis olah raga gitu tadi.

Zee : (Dengan wajah kesal) Nyeh, dasar. Makasih aja deh buat lu.

Dee : Sama-sama zee, gue tau kok gue baik.

Zee : what? Iuuh.

Dee : yauda deh, ayo pergi.

Mereka pun, segera pergi dari taman tersebut dan segera pergi ke mall bersama-sama.

Dilain sisi Divania, Anjel, dan Caca pun segera berangkat ke rumah Divania untuk mengerjakan tugas
kelompoknya. Sesampainya dirumah divania pun, caca dan anjel segera duduk.

Anjel : Dirumah tinggal sama siapa aja Div?

Div : ada tante reva sama dee

Caca : loh? Papa mama kamu?._. (Dengan wajah bingung)

Div : em, papa mama aku…. Emm (Dengan wajah canggung)

Tiba-tiba tante reva datang menyangga perbincangan mereka.

Reva : Mama dan papa div, sedang keluar kota. Ada masalah?

Div : tante? (Dengan wajah kaget)

Reva : iya div kenapa?

Div : E..eng.. enggaak (memegang kepalnya)awww…

Caca : kamu kenapa div?

Div : Argghh.. kepala ku, kepala ku sa.. sakit (sambil menahan sakit)

Reva : Astaga, sakit kamu kambuh lagi? Astaga.. obatnyaa obat.

Caca : Tante mendingan div nya dibawa kerumah sakit aja.

Reva : Rumah sakit?

Caca : iyaa.

Div : Enggak.. aku gak mau. Ke.. kerumah, sa..sakit (seketika pingsan)

Reva : tolong ambilin obatnya divania di atas meja itu (sambil menunjuk sebuah meja)

Caca : okeh tante.

Divania pun tak sadarkan diri beberapa menit lamanya, reva pun menelpon dee agar segera pulang.

Reva : Aku mesti nelpon dee, biar dia cepat pulang. (Sambil menelpon dee) aduh.. kok gak
diangkat lagi coba? Hayolah dee angkat. Nah, haloo?

Dee : Iya kenapa lagi, tante? Ini belum jam 16.30

Reva : yee, siapa juga yang bilang? Kamu mesti pulang SE-KA-RANG.

Dee : Ha? Kok gitu lagi sih?

Reva : tau gak? Kakak kamu kambuh lagi dee. Puas? Udah cepetan gausah banyak omong lagi
cepat pulang

Dee : yaudah deh. (Sambil menggerutu lalu memutuskan telponnya)

Sementara reva yang panic akan keadaan Divania. Devania pun, menggerutu amat sangat hebat
dikarenakan waktunya tersita. Hanya untuk kakaknya. Devania merasa hal itu tidak adil untuk dirinya.
Akhirnya dengan sangat terpaksa devania pun mengajak zee untuk pulang kerumahnya.

Dee : Zee, kita pulang aja dulu aja yuk.

Zee : pulang? Emang kenapa dee?

Dee : kakak gue sakit tuh.

Zee : oh, yauda yuk. Gue anterin.

Devania pun, segera membuka pintu rumahnya. Ketika membuka pintu, dee bertemu dengan anjel dan
caca.

Dee : div kenapa?

Anjel : sabar yah dee, aku pun melihat kaka kamu seprti ini aku juga sedih.

Dee : iya kak makasih yah.

Anjel : dia siapa? (menunjuk zee)

Zee : aku? Oh yaa, kenalin kak nama aku. Zevana Anggraini, panggil aja zee.

Anjel : oh. Nama aku Anjelica Putri Alisiana. Panggil aja anjel. Oiya kenalin juga ini teman aku
caca.

Dee : iya zee, kak caca ini baik loh :)

Anjel : jadi, aku gak baik nih??

Dee : bukan gitu kak, kaka juga baik kok.

Caca : hahah.. yauda. Kenalin nama aku Clarynta Caline Bramanto.

Tiba-tiba tante reva datang memotong pembicaraan mereka.

Reva : Dee, cepatlah masuk dee mencarimu

Dee : baik.

Dee, dan tantenya pun segera berjalan menuju kearah kamar divania. Dengan meninggalkan anjel, zee,
dan caca.

Divania : mama.. papa.. dee.. tante reva, jangan tinggalin aku. Div minta maaf.

Reva : div, ini tante.. tenang lah div mama sama papa kamu bentar lagi bakalan kesini kok.

Dee : div.. ini aku dee. Ayo bangun div, kamu pasti bisaa ayo div.

Beberapa saat kemudian anjel dan caca pun pamitan pulang. Begitu pula dengan zee.

Devania dan divania pun berangkat ke sekolah barengan. Setelah sampai di sekolah, div merasa sakit
dibagian kepalanya. Karena, tidak ingin menyusahkan adiknya diapun menahan sakitnya. Hingga,
devania pun bertemu dengan anjel.

Anjel : kamu kenapa div?

Div : ah.. gak kok.

Anjel : yakin?

Div : i..iyaa.

Anjel : mending kita kerumah sakit aja yuk div.

Div : em, yauda yuk.

Divania pun berangkat ke dokter bersama dengan anjel. Setelah sampai disana, divania pun diperiksa
oleh dokter dan diberitahu makanan dan minuman apa saja yang tidak boleh dia konsumsi.

Div : ternyata slama ini aku gaboleh minum, minuman berkafein. Tapii? Slama inii mungkin
saat ini aku terbilang sering mengonsumsi minuman itu. Okehlah aku harus mengurangi untuk
mengonsumsinya. (tersenyum). Dan? Dan, penyakit aku ini? Rasanya aku gausah ungkit-ungkit
hal ini kpada siapa pun termasuk anjel, caca, tante reva, dan dee. Aku gamau nyusahin mereka
lebih besar lagi. (menganggukkan kepalanya).

Saat divania keluar dari ruangan dokter itu, anjel pun dengan reflex mendekatinya. Dan menanyakan
keadaannya,

Anjel : gimana div? (bangkit dari tempat duduknya)

Div : eh.. aku, aku gapapa kok. Aku gaboleh mengonsumsi,minuman berkafein secara belbihan
aja kok.

Anjel : kamu yakin?

Div : iyaa jel. Yauda, yuk sekarang kita balik yuk.

Anjel : yauda yuk.

Disaat divania dan anjel keluar untuk ke dokter, berbeda halnya dengan devania. Devania, suntuk untuk
masuk pembelajaran hari itu. Hingga dia pun kabur dari sekolah. Dan memutuskan untuk menenangkan
diiri di taman dengan mengajak zee. Beberapa menit pun anjel hadir di hadapan zee dan dee.

Anjel : hei kalian.. ngapain di sini?

Zee : kita bete kak ngikutin plajaran hari ini.

Anjel : yaudah mending ketempat aku aku aja yuk.

Dee dan zee : oke kak.

Tak lama kemudian, mereka tlah sampai ke tempat yang dimaksud oleh anjel. Zee dan dee, sangat
menyukai tempat tersebut. Di tempat itu dia merasa tenang dan melupakan permasalahnnya.

Anjel : nah, kita udah sampai... Yuk duduk

(Angel, Dee, dan Zee pun duduk di sebuah sofa)

Dee : wah, tempatnya keren kak

Zee : iya kak. Tau dari mana tempat ini? Asik banget

Angel : udahlah... Gak perlu tau. Yang penting asikkan? (Tersenyum) pakai ini kalung karna kalian

udah masuk di tempat Owl is My Kingdom.

Dee & Zee : wah keren kalungnya

Angel : nih, cobain. Enak loh (menyodorkan botol minuman ke Dee dan Zee)

Dee : (mengambil botolnya) boleh...

Zee : minuman apa ini? (Sambil melihat botol minuman itu)

Angel : seger kok. Coba aja dek, pasti kamu suka ( tersenyum )

Zee : yaudah deh (meminumnya)

Beberapa jam setelah mereka disana, mereka pun memutuskan untuk pulang.

Zee : Dee, kak... Yuk pulang. Capek nih.

Dee : iya kak. Gue juga udah capek nih.

Angel : yaudah yuk. Nanti gue yang anterin kalian.

Dee & Zee : oke... (Beranjak pergi dari tempat tersebut)

Setelah beberapa jam berada disitu, dee dan zee pun diantar pulang oleh anjel.

Reva : abis kemana aja ? loh? Kok kamu bau alcohol sih? (menutup hidungnya)

Dee : gak kemana-mana.

Reva : lantas kenapa kamu pulang dengan anjel?

Dee : kenapa? Tante mau tau kenapa? Karena kak anjel lebih memahami perasaan dee
ketimbang kak div dan tante reva, tante reva hanya peduli sama kak div. mana pernah aku
dipeduliin? Ha? (membentak tantenya).

Reva : dee! Tutup mulut kamu! (mengangkat tangannya untuk menampar dee)

Dee : apa? Pengen nampar aku? Tampar aja tampar!

Tiba-tiba div datang dengan menampakkan pipi dan mata yang basah, yang terkena oleh basuhan air
matanya.

Div : maafin kakak dek maaf kalau kakak selalu merebut kebahagiaan kamu. Kakak sayang sama
kamu jangan brantem yah sama tante reva. Tante reva itu satu-satunya orang yang bisa ngerti
kita bdua.

Dee : halah… sudahlah kak. Gausah akting! (beranjak dari tempatnya berpijak.)

Div : jangan pergi dee maafin kakak.

Semenjak pertengkaran itu div dan dee pun tidak pernah bercanda bareng, berbincang, ataupun sekedar
bertatap muka. Div pun semakin hari, semakin merasa penyakit sudah sangat tidak dapat dia hentikan
lagi untuk menggerogoti tubuhnya.

Div : yatuhan, tunjukkan keadilanmu ya allah. Aku tidak mau adik ku jadi seperti ini. Cukup papa
dan mama saja yang menjauh dari sisi aku. Aku mohon ya allah, jangan kau jauhkan dee dari sisi
ku. (sambil menitihkan air matanya).

Keadaan tidak seharmonis dulu lagi. Yang ada hanya terdengar pertengkaran. Pertengkaran yang dibuat
oleh tante reva dan divania ataupun oleh papa dan mamnya. Hingga pada akhirnya, devania pun lebih
sering ketempat yang ditunjukkan oleh anjel.

Di keadaan lain, caca pun mulai merasa ada hal yang janggal dari tingkah temannya dan adik temannya
itu. Hingga pada suatu saat caca pun datang ke rumah divania dan menceritakan perasaan dia.

Caca : Div, apa kamu gak ngerasa kalau anjel udah aneh? Begitu juga dengan adik kamu.

Div : iya juga sih, aku ngerasa ada yang aneh.

Reva : dari tindakannya aku lihat, dee itu mulai bergaul dengan anjel anak nakal itu.

Div : tante jangan negative thingking gitu dulu, anjel baik-baik aja kok.

Caca : tapi, kayaknya tante reva pun benar div.

Reva : yauda kalau gitu ayo kita selidiki.

Caca, tante reva dan div pun mulai menyelidiki dee dan anjel. Mulai dari rumah anjel, kemna anjel
pergi, hingga mereka pun mengikuti anjel ke sebuah tempat yang lumayan terbilang kumuh. Namun,
terdengar suara alunan bak di sebuah diskotik. Dan terlihatlah dee dan zee yang sedang mengonsumsi
obat-obatan yang tak jelas itu apa. Untuk menghalangi hal itu, tante reva pun mencoba menelpon dee.

Terlihatlah dee yang sedang mencari handphonenya yang sedang berbunyi.. dan melihat contact name
dari penelpon tersebut.

Anjel : siapa?

Dee : tante reva

Anjel : oh, yauda angkat gih.

Dee : em, yah? (menerima telpon reva)

Reva : kamu dimana? Kok di sana suaranya gaduh sekali? Kamu lagi di diskotik?

Dee : bukan urusan loe.

Reva : sejak kapan kamu kasar begitu sama tante kamu?

Dee : sejak gada lagi yang bisa ngertiin aku,

Reva : segeralah pulang jika kamu memang masih sayang kakak kamu.

Dee : maksud loe?

Reva : berhenti manggil sebutan loe. Dan segera pulang kamu liat sendiri keadaan kakak kamu.
(dengan nada kesal mengakhiri telponnya).

Anjel : ada apa dee?

Dee : tante itu nyuruh aku pulang lagi..

Zee : tante reva yah? Yauda yuk.

Anjel : yada sana.. tapii bentar gue punya Sesuatu untuk div tolong kasiin kedia.

Dee : yauda mana?

Anjel : nih (memberikan sebuah botol).

Dee : apaa ini?

Anjel : udah kasih ke dia aja, baik untuk kesehatannya div pokoknya,

Dee : yauda gue pergii dulu. (beranjak dari kursinya).

Zee : bye kak..

Dee dan zee pun segera menuju pulang ke rumah dee. dan, disisi lain caca, tante reva, dan div pun
terlihat cemas dengan kondisi mereka berdua. Namun, beberapa saat kemudian zee dan dee pun tlah
tiba di rumah dee.

Dee : hay kaka ku tercinta..

Div : dee, kamu seperti inii dek?

Dee : bukn urusan lu kak.

Reva : dee.. jangan bertingkah seperti itu!

Tante nya-pun menanyakan apa yang terjadi kepada zee. Untunglah zee tidak begitu terpengaruh
dengan obat-obatn itu hingga masih dapat menjawab pertanyaan dari tante div dan dee.

Reva : kamu abis kemana aja?

Zee : ketempat kak anjel tante..

Reva : apa? Apa yang kalian lakukan?

Zee : haha… bnyaak tante, pokoknya asik banget.

Reva : astaga.. gaberes inii.

Zee : haha.. inii kak buat kak div.

Reva : apa ini?

Dee : bukan untuk tante buat kaka ku tercinta.

Div : iya, itu apa dee?

Zee : itu dibeliin zee tadi buat kak div.

Div : yauda, sinii kaka minum.

Dee : slamat meminum kaka ku tercinta. (menarik zee keluar dari rumah)

Zee dan dee pun meninggalkan ruangan itu, hingga tante reva pun menyusul mereka berdua.

Dan akhirnya, Divania pun meminum, minuma pemberian Anjel. Namun, tanpa dia sadari dia pun
mempercepat kematiannya.

Div : ahh.. kepala ku sakit.

Caca : loh? Diiv, kamu kenapa?

Div : kepala aku..

Caca : iya kenapa?

Div : tolong aku ca.. tolong ambilin secarik kertas dan bolpoin aku harus nyelesein masalah ini

Caca : baiklah div.. (berlari mengambil sebuah kertas) inii div.

Div : ahh. Sakit banget. Sinii… (menulis)

Beberapa menit tlah berlalu, div pun akhirnya menyelesaikan suratnya itu. Dan menitipkan pesan
kepada caca.

Div : ca.. tolong sampein inii ke dee.

Caca : iyaa div, kamu harus bertahan..

Div : gak bisaa ca, gak.. sampein maaf aku kepada tante reva, dan dee L

Caca: jangan ngomong gtu div..

Div : maaf ca.. maafkan aku, aku gak tahan lagi ahh… (menutup matanya)

Caca pun bemeluk sahabatnya itu yang tlah tak bernyawa lagi, dengan suasana hati yang kurang
memadai, caca pun menelpon tante reva

(handphonenya berbunyi)

Reva : (menangkat telpon) halo?

Caca : tante… div tante, div.

Reva : div kenapaa?

Caca : div tlah tiada L dia ninggalin kita semua.

Reva : apa? Gamungkin..

Caca : tante.. segeralah kesini..

Reva : baik

Tante reva pun menelpon dee agar segera pulang. Dan dengan, cekatan reva pun menuju kerumahnya.
Beberapa menit kemudian, dia pun tlah tiba di rumahnya. Dan disusul dengan dee dan zee.

Reva : div.. astaga.

Zee dan dee : kak div..

Caca :

tante, div tante L

Reva : ini semua pasti kerjaan perempuan biadab itu.

Caca : tenanglah.. inii baca surat dari div. (memberikan surat)

Dee : sinii aku yang baca

Dengan, penuh rasa bersalah.. dee pun membaca surat terakhir dari kakaknya itu di hadapan jasad
kakaknya sendiri. Sambil menguraikan air mata, karena merasakan perih yang amat mendalam. Seusai
membacanya tanpa berbicara dee pun menarik zee keluar dari rumah itu.

Zee : ntar, kita mau kemana? Kaka kamu dee.. kamu kok masih gtu aja!

Dee : justru karena, yang tergletak itu kakak aku, aku akan ngelakuin ini!

Zee : apa yang akan kau lakukan?

Dee : mendatangi perempuan sialan itu!

Caca & zee : anjel?

Dee : iya.

Zee : baiklah, ayo.

Caca : AKU IKUT!

Reva : berhati-hatilah kalian.

Dengan perasaan penuh amarah pun dee, caca, dan zee menuju ke tempat anjel. Sesampainya disana
terlihat anjel yang sedang asik duduk menikmati sebuah minuman. Dan,mengonsumsi obat-obatan.

Dee : heh! Cewek muna.. GILA loe yah. Loe yang ngebunuh kaka gue! Sialan loe. (menjambak
anjel)

Zee : udah dee, tenangin pikiran kamu dulu (melerai mereka)

Dee : apa? Nenangin diri? Dia ngeunuh kaka gue, gue mesti nenangin diri? Dasar cewek MUNFIK
loe! IBLIS loe emang

Anjel ; heh anak sialan! Biasa aja kali, gausah nyentuh gue. Loe sendiri yang ngebunuh kaka loe!

Dee : Apa? Dasar iblis (tersenyum sinis) dasar cewek gila (menangkat tangannya untuk
menampar anjel)

Anjel : (menahan tangan dee) jangan sekali-skali loe nyentuh pipi gue.

Dee : (melepaskan tangannya) buat apa gue nyentuh tubuh cewek iblis kayak loe! (menyiram
anjel dengan sebuah minuman)

Anjel : sialan loe! (mendekat ke dee)

Dee : Apa loe?

Caca : udah STOOOP!

Zee : Dee, ayo kita pulang aja.

Dee : yauda ayo. (berbalik arah)

Anjel : dasar sinting

Dee : (berbalik kea rah anjel) Awas aja loe, siapin aja diri loe untuk hidup dibalik buih slama-
lamanya! (berbalik)

Mendengar perkataan dee terakhir kali di hadapannya, anjel pun merasa sangat ketakutan. Hingga,
dia pun berfikiran untuk melarikan diri dari Indonesia. Dan setelah kejadian itu devania pun sadar akan
perbuatannya, kemudian memutuskan untuk meninggalkan kenangannya yang begitu pahit, sehingga
harus ehilangan kakaknya sendiri. Tak lupa dee pun meminta maaf akan perbuatannya kepada tantenya.
Dan, akhirnya div pun tlah tiada untuk slama-lamanya.

TAMAT

No comments:

Post a Comment